Saturday 17 November 2012

Tari Gobang

Tari Gobang sebagai tarian asli Anambas yang dibawakan oleh 10 orang pria bertopeng dengan wajah menyeramkan, gembira dan murung, kini mulai berkembang dikalangan generasi muda deangan sebutan Gobang Modern. Tidak seperti Tari Gobang aslinya, Gobang Modern dibawakan oleh seniman bisa kurang dari 10 orang, dan pakaian yang dikenakan pun telah menggunakan jas dan dasi serta sepatu. Namun demikian, tidak meninggalkan alunan Tari Gobang. Penari tetap menutup muka sebagai ciri khas Gobang memakai topeng, dimana penari tidak dikenal wajahnya oleh penonton. Tentunya Gobang Modern ini juga diikuti oleh musik gendang yang khas sebagaimana aslinya. "Gobang mulai berkembang ke Gobang Modern, dimana penari menggunakan kostum modern dengan pakaian rapi, memakai jas, dasi dan sepatu. Namun tidak berarti lepas dari aslinya, dimana penari tetap memakai topeng dan alunan musik, supaya keaslian tarian ini tidak hilang," kata Marzuki, Kabid Kebudayaan Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora). Perkembangan Gobang menjadi modern ini, memang tampak tidak begitu menyeramkan bagi yang sudah mengenalnya. Namun bagi masyarakat yang belum mengetahui Tari Gobang, hal ini menjadi asing dan bahkan ada yang terkejut melihat penampilan penari. "Aneh ya, badannya rapi pakai jas dan topi, tapi ketika melihat wajahnya yang dibalut kain putih. Sebelum Anambas terbentuk sebagai kabupaten, Gobang hanya dikenal di Jemaja sebagai kesenian tingkat kecamatan, karena Tarempa merupakan kelurahan dari Kecamatan Siantan. Namun setelah pemekaran, Tarempa merupakan pusat pemerintahan kabupaten yang saat ini dengan penduduk terpadat dan tersibuk di Anambas. Semua tarian dari setiap desa dan kecamatan merupakan kekayaan khazanah budaya Anambas dan dibawa ke Tarempa, untuk ditampilkan pada acara-acara besar pemerintah kabupaten. Gobang juga disebut-sebut berasal dari Desa Mangkait Kecamatan Siantan Selatan. Namun sampai saat ini seniman dari Mangkait belum terlihat geliatnya dalam pengembangan tarian ini. Marzuki menanggapi hal itu bisa saja terjadi mengingat Tari Gobang sudah berumur ratusan tahun dan tidak ada bukti autentik saat ini dari mana aslinya tari tersebut. "Memungkinkan saja berasal dari Mangkait, karena sejauh ini belum ada bukti autentik tentang asal tarian itu," ucap Marzuki. Masih menurut Marzuki, adanya pendapat yang mengatakan Gobang berasal dari Mangkait sangat memungkinkan, karena kedua daerah itu berdekatan dan masyarakatnya saling berinteraksi dalam ekonomi. Dan memungkinkan juga penyeberangan kesenian budaya yang menjadi satu hiburan saat itu. "Letak kedua daerah yang berdekatan ini, mungkin saja terjadi pertukaran seni budaya seiring kegiatan penduduk dalam perdagangan dan hubungan sosial lainnya," katanya. Marzuki mengharapkan kesenian Gobang yang berkembang saat ini dapat diwariskan oleh generasi muda. Mengenai dimana asal tarian, dirinya mengharapkan adanya penelitian-penelitian tentang sejarah tari itu sesuai data yang benar. Sementara perkembangan Gobang kearah modern, Marzuki menyampaikan selama masih dapat menjaga keaslian budaya tersebut, penari boleh-boleh saja membawakannya. "Kalau asal sebenarnya Gobang ini, apakah itu dari Mangkait atau Jemaja tentu membutuhkan penelitian sejarah guna mengetahui kebenarannya. Namun demikian Tari Gobang yang tidak dimiliki oleh daerah luar ini adalah kekayaan budaya Anambas yang mestilah kita lestarikan," (wempi/par)

No comments:

Post a Comment