Sunday 25 November 2012

Mesjid Jamik Baiturrahim Tarempa

Mesjid Jamik Baiturrahim merupakan salah satu bangunan bersejarah yang ada di Tarempa, ibu kota Kabupaten Anambas. Meski telah berusia 87 tahun, mesjid ini masih berdiri kokoh di tempatnya. Tidak banyak perubahan mencolok dari struktur bangunannya walau telah mengalami beberapa kali renovasi.
Awalnya mesjid ini bernama Mesjid Teluk Siantan yang dibangun oleh Datuk Kaye Muhd Usman bin Datuk Kaye Muhd Yasin pada tahun 1880 M. Lokasinya berada di Pantai Kukup. Tapi lantaran kerap digenangi air laut saat pasang, pada 1920, mesjid ini dipindahkan ke area darat, tempat di mana mesjid ini berada sekarang. Proses pemindahan itu dilakukan secara gotong royong oleh masyarakat setempat bersama dengan pemerintah kolonial Belanda yang berkuasa pada waktu itu.
Berbagai catatan menyebut, pembangunan mesjid ini di bawah pengawasan langsung oleh pihak petinggi Belanda dan diarsiteki oleh seorang pria berkebangsaan India yang didatangkan dari Singapura. Prosesi pembangunannya memakan waktu tidak kurang dari lima tahun. Dan baru pada 1925, mesjid ini diresmikan penggunaannya untuk pertama kali oleh Amir Abdul Hamid dan penghulu Tarempa Muhd Yusuf.
Meskipun diarsiteki oleh orang non muslim, mesjid itu tetap menggunakan filosofi Islam sebagai dasar bentuk bangunannya. Seperti lima buah tiang utama di dalam mesjid yang melambangkan lima rukun Islam. Enam tiang luar di sisi kanan dan kiri, merujuk pada enam rukun iman. Jumlah tiang keseluruhan 17 buah, merepresentasikan jumlah rakaat dalam salat wajib lima waktu.
Dalam perjalanannya, pada 1980 mesjid ini mengalami pemugaran dengan menambah teras di sisi kanan dan kiri. Seiring dengan itu, namanya pun diubah menjadi Mesjid Jamik Baiturrahman Tarempa. Tahun 2003, pemugaran dilakukan kembali berupa penambahan lantai mesjid, pembuatan kubah dan tempat pengimaman yang semua kontruksinya terbuat dari semen cor. Pemugaran dilakukan oleh masyarakat tempatan dan pulau-pulau di sekitarnya serta pihak Conoco Philip Matak Base, perusahaan yang selama ini melakukan penambangan minyak dan gas di lepas pantai Palmatak.
Kalau Anda berkunjung dan shalat di mesjid tua ini, Anda bisa sekaligus mengamati dari dekat beberapa struktur atau ornamen bangunan yang oleh pengelola mesjid dibiarkan utuh seperti sedia kala. Beberapa di antaranya adalah menara tempat muazin melakukan panggilan adzan. Menara itu terdiri dari empat tingkat setinggi 25 meter dengan kubah berbentuk kerucut. Lainnya adalah mimbar khatib yang berbentuk oval. Mimbar ini terbuat dari kayu jati ukir halus yang didatangkan dari Jepara, Jawa tengah. Kondisinya masih mengkilap dan terawat baik hingga kini.
Masih berdasar catatan sejarah yang ada, pada masa perang dunia kedua berkecamuk, kawasan mesjid ini pernah dihujani bom oleh Tentara Jepang karena pada waktu itu dijadikan tempat persembunyian warga. Dua buah bom jatuh sangat dekat dengan mesjid. Satu diantaranya mengenai sisi pengimaman. Ajaibnya dua buah bom itu tidak bisa meledak. Empat bom lainnya meluluhlantakkan bangunan rumah di sekitaran mesjid dan menewaskan ratusan orang.
Tapi di balik peristiwa tragis itu, mesjid ini dalam perjalanannya juga menorehkan sejarah manis. Tepat pada tahun 1954, mendapat kunjungan tamu kehormatan, yakni Wakil Presiden Pertama Republik Indonesia (RI) Ir Muhammad Hatta. Sang proklamator RI itu sangat terkesan dan mengagumi Mesjid Tarempa ini dan menyebutnya sebagai mesjid paling modern dan terindah di Riau.
Dari mesjid ini juga lahir sejumlah ulama-ulama besar pada zamannya seperti Syech Haji Muhamad Siantan. Kemudian Syech Haji Abd Wahab Siantan semasa pemerintahan Raja Jakfar yang Dipertuan Muda Riau Lingga ke-6 (1805-1831), yang menulis kitab “Hikayatul Ghulam.” Lalu ada juga Syeh Abdullah bin Muhammad Siantan, anak H Muhammad Siantan yang juga menulis kitab “Bayanu Syirki li Illahil Haqqil Maliki.” Berikutnya adalah Syech Haji Abdullah bin Abd Wahab Siantan, anak Syech Abd Wahab Siantan.
Untuk menuju mesjid bersejarah ini tidak sulit. Lokasinya dari pelabuhan kurang lebih hanya dua kilometer. Persisnya berada di persimpangan Jalan Ahmad Yani, Tarempa. Tapi kalau masih bingung, silakan tanya kepada warga setempat yang Anda temui, dengan ramah Anda pasti akan ditunjukkan di mana mesjid ini berada.
sumber : http://www.haluankepri.com/jejak









jongkong



Perahu bagi masyarakat Anambas sangatlah penting, mulai dari untuk mencari nafkah, transportasi serta pendistribusian hasil alam ke luar daerah.
Hal ini disebabkan geografis Anambas sebagai daerah kepulauan. Untuk itu, perahu sebagai satu-satunya alat  yang digunakan masyarakat untuk beraktifitas.
Afandi Yaqob, salah seorang tokoh adat di Anambas menyampaikan, ada lima jenis perahu di
Anambas yakni jongkong, kolek, lopek, sampan dan kapal layar. 
Jongkong dibuat dari satu kayu yang dilobangi. 
Muatannya hanya untuk satu orang. Untuk membuat jongkong, kayu yang dipilih adalah kayu besar yang sudah tinggi guna memudahkan pembentukan jongkong nantinya.
Pemukiman masyarakat yang lebih ramai di pesisir pantai dan laut, menyebabkan hutan tumbuh dengan subur. 
Banyak kita lihat kayu-kayu besar yang sudah tua, dan inilah yang digunakan untuk membuat jongkong. Jongkong dibuat dari satu kayu yang dilobangi dan dibentuk hingga menjadi perahu,"tutur Afandi.
Jongkong dilengkapi dengan dayung. Biasanya jongkong hanya untuk satu orang, karena posturnya yang kecil. Sedangkan kolek juga merupakan perahu kecil, bentuknya juga serupa jongkong. 
Tapi kolek dibuat dengan papan yang disusun, layaknya perahu besar. Selain berbeda cara pembuatannya dengan jongkong, kolek juga menunjukan ciri khasnya dengan kedua ujung yang melantik kedepan.
Kolek tidak jauh berbeda dengan jongkong. 
Sama-sama perahu kecil yang digunakan oleh nelayan untuk melaut dekat. 
Dia pakai saat angin teduh. 
Yang membedakannya adalah cara pembuatannya, dimana jongkong terbuat dari satu kayu besar. Sedangkan kolek dari kayu yang disusun."
Selain untuk melaut di musim teduh, kedua perahu kecil ini juga digunakan untuk ke kebun karena jalan darat tidak cukup mendukung. Disamping itu, medan yang dilalui cukup sulit dan berbatu. 
Makanya cara cepat sampai ke kebun dapat ditempuh jalur laut dengan menaiki perahu kecil,"terangnya.
Mantan kepala sekolah yang dikenal disiplin ini menyebutkan jongkong dan kolek memiliki arti yang sangat besar bagi kehidupan masyarakat. Setiap nelayan memiliki jongkong atau kolek, karena mudahnya kendaraan kecil ini dibawa. Ukurannya yang kecil memudahkan jongkong dan kolek mencapai daratan disaat pasang surut. 
Makanya jongkong dan kolek menjadi transportasi utama digunakan masyarakat.
Kedua perahu kecil ini mudah dibawa. 
Untuk menjangkau daratan saat pasang surut juga mudah. 
Karena posturnya yang kecil, tidak membawa beban banyak, mudah terapung dan tidak membutuhkan tenaga lebih. 
Perahu kecil ini telah banyak digunakan  masyarakat baik itu untuk melaut maupun untuk perkebunan,"pungkasnya.

Wisata di Kepulauan Anambas


Indonesia patut bersyukur atas karunia alamnya yang indah dan memukau. Terkait dengan keindahan alam ini, salah satu Kepulauan di Indonesia baru saja dinobatkan sebagai Pulau Tropis Terindah Se-Asia.
Kepulauan Anambas di Indonesia, berhasil menduduki urutan pertama setelah bersaing dengan 4 pulau tropis indah lainnya. Keempat pulau tropis tersebut adalah Koh Cang (Thailand), Langkawi (Malaysia), Teluk Halong (Vietnam), dan Similand Islands (Thailand) pada kategori tersebut.Pemilihan pulau tropis terindah ini diselenggarakan oleh CNN.com. Penilaian dilakukan secara serius dengan melibatkan Herman Ho yang merupakan managing editor Boath Asia 2012 dan Stuart McDonald yang merupakan pendiri dan editor travelfish.org. Menurut Herman Ho, Kepulauan Anambas yang terletak di Pulau Batam ini sangat direkomendasikan bagi para penggemar diving dan snorkeling.
Anambas memang pantas dinobatkan sebagai pulau terindah. Terdiri dari 238 pulau dengan pantai dan pasir putih yang sangat cantik, Anambas menjadi magnet bagi para wisatawan. Beberapa pulau di antaranya juga terkenal sebagai habitat penyu.Di antara yang menawan dari Kepulauan Anambas adalah Pulau Bawah. Pulau Bawah terkenal dengan Lagunanya. Laguna adalah semacam danau air laut yang terpisah dari lautan lepas karena bentang alam yang membentuknya. Laguna di gugusan Pulau Bawah dibentuk oleh gugusan pulau di tengah lautan lepas. Airnya berwarna biru jernih. Pemandangan di dasar laguna termasuk ikan-ikan dapat terlihat jelas dari permukaan air. Pasir putih menyelimuti dasar laguna, dan terdapat terumbu karang di beberapa titik.Menurut Peter Michael Timmer, seorang berkebangsaan Amerika yang juga pemilik PT. Tembesu Development, Laguna Pulau Bawah adalah salah satu yang terbaik di dunia, sekelas Bora-Bora di Tahiti. Peter sudah berpengalaman mengunjungi banyak Laguna di Dunia. Ia sendiri mengelola laguna di Thailand dan Filipina.Kepulauan Anambas masih kurang begitu dikenal di dalam negeri. Akan tetapi, di tengah wisatawan mancanegara, Pulau eksotik ini sudah lumayan dikenal. Ini terbukti dengan lebih banyaknya wisatawan asing yang berkunjung dibandingkan wisatawan lokal.
Kepulauan Anambas adalah aset berharga. Kondisi panta-pantainya masih alami dan terumbu karangnya masih terjaga. Ikan karang banyak berseliweran di sekitar pantai. Daratan pulau di gugusan pulau Anambas masih merupakan hutan hijau
sumber : http://www.tempatshare.com/2012/04/koleksi-foto-anambas-adalah-pulau.html
















Kepulauan Anambas, salah satu Pulau terluar Indonesia

Mungkin jika anak asli Anambas pergi keluar kota, baik itu merantau, sekolah kuliah atau berdagang. Banyak yang tidak tahu dan bertanya dimana letak Anambas itu. Mungkin dengan hanya penjelasan biasa kita tidak bisa mendeskripsikannya. Saya harap gambar ini bisa membantu dalam menjelaskan dimana letak Anambas.

Kepulauan Anambas


Under water di kepulauan Anambas sangat indah dan cocok digunakan sebagai lokasi diving.
Ada banyak objek wisata kepri, salah satunya ada di Kabupaten Kepulauan Anambas. Kabupaten Kepulauan Anambas terletak antara 2°10’0″ – 3°40’0” LU s/d 105°15’0” – 106°45’0” BT (Sumber: UU No 33 Tahun 2008). Sebagai wilayah kepulauan, Kabupaten Kepulauan Anambas memiliki karakteristik yang berbeda dengan wilayah lainnya, hal ini dikarenakan sebagian besar wilayahnya terdiri dari lautan dan pulau-pulau yang tersebar di Perairan Laut Natuna dan Laut Cina Selatan. wilayah adminstrasi Kabupaten Kepulauan Anambas menurut UU No 33 Tahun 2008 yang memuat pulau-pulau besar dan kecil serta pulau terluar dengan batas wilayah adalah :
Sebelah Utara : Laut Cina Selatan
Sebelah Selatan : Kepulauan Tembelan
Sebelah Barat : Laut Cina Selatan
Sebelah Timur : Laut Natuna
Dari hasil verifikasi penamaan pulau yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pemerintahan Umum Departemen Dalam Negeri, Kabupaten Kepulauan Anambas mempunyai 238 buah pulau, termasuk di dalamnya 5 pulau terluar yang berbatasan langsung dengan negara tetangga. Pulau-Pulau tersebut satu dengan yang lainnya dihubungkan oleh perairan. Pada gugusan beberapa pulau kondisi daratannya berbukit-bukit dan landai di bagian pantainya. Dari sejumlah pulau yang ada sekitar 26 pulau berpenghuni dan 212 pulau belum berpenghuni, termasuk didalamnya 5 pulau terluar.
Pulau besar diantaranya yaitu Pulau Siantan, Pulau Matak, Pulau Mubur, Pulau Jemaja. Secara khusus beberapa pulau besar dan gugusan pulau ditetapkan sebagai penunjang kebijakan khusus baik Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah, diantaranya adalah : Gugusan Pulau Anambas sebagai kegiatan pengembangan mega proyek gas alam cair. Gugusan Pulau Anambas sebagai kegiatan pengembangan potensi kelautan.

Kabupaten Kepulauan Anambas


Perasaan senang jika bicara tentang Kepualan Anambas yang merupakan salah satu bagian dari gugusan pulau dari Provinsi Kepulauan Riau, Kepulauan Anambas sendiri merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Natuna, beribukota di Pulau Tarempa.

Akses menuju Kepulauan Anambas bisa dikatakan cukup sulit, Perjalanan menuju Tarempa dapat ditempuh dengan 2 cara. Cara yang pertama adalah menggunakan transportasi laut. Kapal Pelni yang berangkat setiap 2 minggu sekali dapat kita gunakan. Alternatif kapal lainnya adalah Kapal Perintis yang memiliki 2 rute, sehingga waktu keberangkatannya tidak tetap. Perjalanan menggunakan kapal biasanya memakan waktu selama 18-20 jam. Cara yang kedua tentunya menggunakan transportasi udara, dengan menaiki pesawat dari Tanjung Pinang atau Batam. Pesawat dari Tanjung Pinang hanya menuju bandar udara Natuna sedangkan pesawat dari Batam dapat menuju bandar udara Natuna dan Matak. Dari Matak dilanjutkan menggunakan perahu menuju Tarempa yang merupakan bagian dari ibukota Kepulauan Anambas.
Pesona pasir putih dengan keindahan pantai serta perairan yang jernih menjadi salah satu daya tarik wisata di Kepulauan Anambas, khususnya bagi pecinta traveling seperti snorkling, wisata pantai, olahraga memancing dan diving. Salah satu tempat yang saya selami adalah Pulau Selai, salah satu bagian dari Kepulauan Anambas. Pulau Selai ini berada di paling timur Kepulauan Anambas. Kami mengambil titik penyelaman di bagian utara dan Selatan. Bagian Utara merupakan salah satu titik menarik dikarenakan kontur dasar perairan yang flat dengan kedalaman 13 meter dan yang paling utama adalah arus yang relatif cukup stabil khususnya bagi para pemula yang ingin mencoba olahraga selam.
Berbagai jenis ikan karang bisa ditemui antara lain famili Pomacentridae, Acanthuridae, Siganidae, Balistidae, Pomachantidae, Chaetodontidae, dsb kalo beruntung bisa bertemu Bulbemetopon muricatum (Bumphead), saya sendiri sempat melihat jenis ikan ini ketika dalam perjalanan sandar sebentar menuju Pulau Selai.
Bagian Selatan juga menarik, khususnya untuk wisata pantai. Pasir yang putih serta perairan yang jernih merupakan salah satu bagain yang sangat bisa memanjakan mata, khususnya bagi mereka yang penat akan kota Jakarta. Perbedaan yang terlihat adalah bagian Selatan Pulau Shelaih kontur dasar perairan yang cenderung slope, namun sayang masih banyak ditemukan karang-karang yang hancur akibat pengeboman . Hal yang menarik lainnya adalah kejernihan perairannya, coba anda bayangkan dalam jarak 30 meter saya masih bisa melihat buddy saya, juga kondisi arus yang relatif tenang, anda bisa datang ke Pulau ini pada musim timur ke peralihan sekitar bulan Februari-April. Satu sisi yang menarik adalah beberapa pulau di Anambas menjadi tempat favorit para penyu untuk bertelur,salah satunya pulau Durai. Di pulau ini, dapat dipastikan setiap hari ada penyu yang “naik” untuk bertelur, hal tersebut bukanlah omong kosong belaka karena ketika saya menyelam pun saya melihat satu ekor penyu dengan ukuran kurang lebih 35 cm sedang melayang di atas saya, sangat menyenangkan.
Kepulauan Anambas memang layak dijadikan sebagai tujuan berlibur …

artikel-----Kuliner Anambas - Kedai Kopi "MURAI"


 Budaya ngopi, khususnya di pagi hari, memang sudah menjadi bagian hidup dari sebagian masyarakat Indonesia, khususnya bagi masyarakat dengan budaya Melayu yang kuat seperti di kawasan Sumatera. Di Anambas sendiri banyak sekali kedai kopi yang dipenuhi pelanggannya di pagi hari, salah satunya Kedai Kopi "Murai". Segelas kopi susu saya pesan begitu, si encik penjaga kedai menanyakan pesanan saya. Kopi kental yang disaring dengan gaya khas "ditarik" sangat kuat aromanya, akan tetapi tanpa ampas. Ditambah dengan susu kental manis dengan takaran pas, ngopi di kedai ini memang bisa memberikan semangat dan energi untuk memulai hari.
Selain kopi dan teh, aneka penganan seperti nasi lemak, roti, bolu dan aneka kudapan lainnya yang menjadi alternatif pengunjung untuk sarapan pagi. Sayang saya tidak sempat menanyakan dan mencicipi aneka kudapan yang tampak menarik ini. Oh ya, kita juga bisa memesan Mie Bangka yang aduhai dari seberang kedai kopi Murai ini. Pas juga untuk sarapan.
Menuju Tarempa ibukota Kabupaten Kepulauan Anambas, yang berada di Pulau Siantan ini sendiri butuh perjuangan yang lumayan. Ada pesawat yang terbang dari Tanjung Pinang 4 kali seminggu, dengan waktu tempuh menuju Pulau Matak sekitar 60 menit, sesudah itu masih harus dilanjut dengan speed boat ke Tarempa selama 30-40 menit. Atau bisa juga naek ferry langsung dari Tanjung Pinang dengan waktu tempuh sekitar 10 jam! Tapi kita akan mendapatkan aura yang berbeda begitu menginjakkan kaki ke pulau ini. Kalo gak percaya, buktikan sendiri :)
sumber : http://elfridatamba.blogspot.com/2012/10/artikel-kuliner-anambas-kedai-kopi-murai.html

Anambas, Pulau Tropis Paling Indah di Asia

Empunya febri ramadana

Saturday 17 November 2012

GENDANG SIANTAN


Seorang raja mempunyai 7 (tujuh) orang anak. Anaknya yang paling bungsu sedang dalam keadaan hamil, suaminya berkata, “ apabila anak ini lahir akan saya berikan kepada jin. Dan hal ini seringkali dikatakanya. 
Alkisah, terdengarlah oleh jin apa yang dikatakannya itu, sehingga jin tersebut menjelma menjadi seperti manusia. Jin itupun mencari orang tua bayi yang masih dalam kandungan tersebut. 
Setelah jin bertemu dengan orang tua dari bayi dalam kandungan tersebut, jinpun bertanya, “ betulkah bapak akan memberikan anak bapak kepada jin ? “sang Bapakpun menjawab,” betul, apabila anak saya lahir akan saya berikan kepada jin”. Lalu jin yang menjelma seperti manusia itupun berkata,”kalau begitu, saya mau anak ini dan segala keperluan anak ini dan keluarganya akan saya tanggung. Sampai anak ini berusia 15 tahun saya akan datang untuk menjemputnya. Beberapa bulan kemudian lahirlah seorang anak perempuan yang berparas sangat cantik dan elok.
Waktu terus berlalu dan Setelah anak tersebut berusia 15 tahun datanglah jin untuk mengambilnya sesuai dengan janji orang tua anak tersebut. Jinpun berkata,” sayalah jin yang akan mengambil putri tuan sesuai dengan janji tuan sebelumnya. Orang tua anak tersebut terkejut dan hati merekapun gundah gulana mendengar perkataan jin tersebut sehingga orang tua tersebut tidak sanggup melihat anak mereka dibawa oleh jin ke khayangan. 
Sesampai dikhayangan, putri tersebut menangis sedih tiada henti-hentinya setiap hari. Sehingga pada suatu ketika orang tua angkatnya ( jin ) bertanya kepada si putri, “ mengapa engkau menangis tiada hentinya setiap hari ?”. si putri tersebut menjawab,” saya sedih bukan karena jauh dari ibu bapak saya tapi saya sedih karena saya merasa kesepian tanpa adanya hiburan”. Lalu sang jin bertanya,”hiburan apa yang engkau inginkan ?”. si putri menjawab,” tolong ambilkan saya sebatang kayu yang mempunyai tampang 2 ( dua ) belah yang berserap ujung dan tugak (pangkal).
Kemudian bapak angkatnya memenuhi permintaan putri tersebut dan terkabullah permohonannya. Setelah itu si putri meminta tali yang panjangnya sampai kebumi untuk bermain-main. Entah berapa lama si putri berada di khayangan, lalu si putri berpikir untuk turun kebumi tanpa sepengetahuan sang jin.
Kemudian kayu tersebut diikat dengan tali, lalu si putri masuk kedalam kayu. Dengan menggunakan kayu tersebut, si putri pun turun kebumi dan jatuh terombang ambing dilaut, sehingga akhirnya terdampar dipantai. 
Alkisah selanjutnya, terdapatlah sebuah keluarga 3 beranak yang tinggal diatas gunung. Gunung tersebut bernama gunung Kuatang. Anak laki-laki dari keluarga tersebut turun kepantai untuk mencari makanan laut. Sambil berjalan ditepi pantai terdengarlah olehnya suara bunyi-bunyian yang merdu dari tepi bebatuan. Lalu dengan berhati-hati anak laki-laki tersebut segera pergi ketempat asal bunyi-bunyian itu. Lalu terlihat olehnya sebatang kayu yang terombang-ambing ditepi bebatuan sehingga menimbulkan bunyi-bunyian yang sangat merdu. Setelah kayu tersebut diambil, ternyata didalamnya terdapat seorang putri yang tidak sadarkan diri. Lalu kayu tersebut bersama dengan tuan putri dibawa pulang ke gunung kuatang. 
Setelah sadarkan diri, lalu sang putri memutuskan untuk tetap tinggal bersama keluarga tersebut di gunung kuatang. Dan kayu yang digunakan oleh putri tersebut untuk turun kebumi dijadikan suatu alat permainan ( yang selajutnya disebut “gendang” ) sebagai alat penghibur dari anak laki-laki dan putri tersebut.
Setelah sekian lama di gunung kuatang, oleh orang tunya, anak laki-laki tersebut di kawinkan dengan tuan putri. Selang beberapa lama, turunlah keluarga tersebut dari gunung kuatang ke teluk nyabuk, kayu yang dijadikan alat permainan itupun dibawa serta.
Dari sinilah pecahan permainan tersebut dimulai sehingga akhirnya permainan tersebut dinamakan “ Main Nyabuk “. Setelah zaman berganti zaman dan seiring dengan perkembangan cara berpikir masyarakat, lalu permainan Nyabuk berganti nama dengan “ gendang Siantan “ karena permainan tersebut dimainkan oleh masyarakat siantan ( sebelum pemekaran ). Hingga sekarang permainan gendang siantan tersebut dimainkan dalam rangka upacara perkawinan pada malam cecah inai.

School Bus in Tarempa


Tarempa merupakan sebuaah daerah yang ternyata menerima subsidi yang cukup tinggi dari pemerintah, mungkin karena infrastrukturnya masih tertinggal dari pulau besar. Subsidi ini contohnya meliputi subsidi untuk transportasi, bahan makanan, sekolah dll, dan subsidi yang diterima Pulau Tarempa ini kurang lebih mencapai 1,4 Triliun.

source: www.anambas.com Free School Bus of Tarempa
Foto diatas merupakan sarana transportasi para murid untuk dapat mencapai sekolah, tentu berbeda dengan Yelow School Bus yang sering kita jumpai di Capital Region kita, School Bus terapung ini terbatas jumlahnya.
School Bus terapung ini sangat berperan dalam dunia pendidikan di Pulau Tarempa dan merupakan sarana transportasi murid-murid yang sangat efektif. Apabila tidak ada School Bus ini, untuk mencapai sekolah mereka harus berjalan melewati bukit-bukit, bebatuan, atau mereka harus mengayuh sampan sendiri, which is sangat berbahaya untuk ukuran anak seumur mereka dan terkadang ombak bisa sangat ganas.
source : http://alamsyah36.wordpress.com/2012/07/01/school-bus-terapung-di-tarempa/

Tari Gobang

Tari Gobang sebagai tarian asli Anambas yang dibawakan oleh 10 orang pria bertopeng dengan wajah menyeramkan, gembira dan murung, kini mulai berkembang dikalangan generasi muda deangan sebutan Gobang Modern. Tidak seperti Tari Gobang aslinya, Gobang Modern dibawakan oleh seniman bisa kurang dari 10 orang, dan pakaian yang dikenakan pun telah menggunakan jas dan dasi serta sepatu. Namun demikian, tidak meninggalkan alunan Tari Gobang. Penari tetap menutup muka sebagai ciri khas Gobang memakai topeng, dimana penari tidak dikenal wajahnya oleh penonton. Tentunya Gobang Modern ini juga diikuti oleh musik gendang yang khas sebagaimana aslinya. "Gobang mulai berkembang ke Gobang Modern, dimana penari menggunakan kostum modern dengan pakaian rapi, memakai jas, dasi dan sepatu. Namun tidak berarti lepas dari aslinya, dimana penari tetap memakai topeng dan alunan musik, supaya keaslian tarian ini tidak hilang," kata Marzuki, Kabid Kebudayaan Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora). Perkembangan Gobang menjadi modern ini, memang tampak tidak begitu menyeramkan bagi yang sudah mengenalnya. Namun bagi masyarakat yang belum mengetahui Tari Gobang, hal ini menjadi asing dan bahkan ada yang terkejut melihat penampilan penari. "Aneh ya, badannya rapi pakai jas dan topi, tapi ketika melihat wajahnya yang dibalut kain putih. Sebelum Anambas terbentuk sebagai kabupaten, Gobang hanya dikenal di Jemaja sebagai kesenian tingkat kecamatan, karena Tarempa merupakan kelurahan dari Kecamatan Siantan. Namun setelah pemekaran, Tarempa merupakan pusat pemerintahan kabupaten yang saat ini dengan penduduk terpadat dan tersibuk di Anambas. Semua tarian dari setiap desa dan kecamatan merupakan kekayaan khazanah budaya Anambas dan dibawa ke Tarempa, untuk ditampilkan pada acara-acara besar pemerintah kabupaten. Gobang juga disebut-sebut berasal dari Desa Mangkait Kecamatan Siantan Selatan. Namun sampai saat ini seniman dari Mangkait belum terlihat geliatnya dalam pengembangan tarian ini. Marzuki menanggapi hal itu bisa saja terjadi mengingat Tari Gobang sudah berumur ratusan tahun dan tidak ada bukti autentik saat ini dari mana aslinya tari tersebut. "Memungkinkan saja berasal dari Mangkait, karena sejauh ini belum ada bukti autentik tentang asal tarian itu," ucap Marzuki. Masih menurut Marzuki, adanya pendapat yang mengatakan Gobang berasal dari Mangkait sangat memungkinkan, karena kedua daerah itu berdekatan dan masyarakatnya saling berinteraksi dalam ekonomi. Dan memungkinkan juga penyeberangan kesenian budaya yang menjadi satu hiburan saat itu. "Letak kedua daerah yang berdekatan ini, mungkin saja terjadi pertukaran seni budaya seiring kegiatan penduduk dalam perdagangan dan hubungan sosial lainnya," katanya. Marzuki mengharapkan kesenian Gobang yang berkembang saat ini dapat diwariskan oleh generasi muda. Mengenai dimana asal tarian, dirinya mengharapkan adanya penelitian-penelitian tentang sejarah tari itu sesuai data yang benar. Sementara perkembangan Gobang kearah modern, Marzuki menyampaikan selama masih dapat menjaga keaslian budaya tersebut, penari boleh-boleh saja membawakannya. "Kalau asal sebenarnya Gobang ini, apakah itu dari Mangkait atau Jemaja tentu membutuhkan penelitian sejarah guna mengetahui kebenarannya. Namun demikian Tari Gobang yang tidak dimiliki oleh daerah luar ini adalah kekayaan budaya Anambas yang mestilah kita lestarikan," (wempi/par)